Nostalgia ilir - ilir

"Lir - ilir " Nostalgia 

untuk memutar film, matikan music background di mixpod

Lir - ilir produksi Demak tahun 2011, berdurasi 30 menit. Berikut sinopsisnya:
Wahid (10 tahun),seorang anak yang taat beribadah, alim dan pandai di sekolahnya dan Syahid (5 tahun),seorang anak yang terobsesi dengan beduk, dan ia selalu mencari kesempatan untuk belajar menabuh beduk. Mereka adalah kakak-beradik yatim piatu yang tinggal di Lingkungan Kompleks Makam Sunan Kalijaga tepatnya di belakang Masjid Sunan Kalijaga Kadilangu Demak. Sehari hari Wahid hidup dari uang upah mengisi air ke dalam gentong dudo yang berada di dekat pusara sunan kali jaga dan ia juga mendapatkan bantuan dana masjid, dan masyarakat sekitar. Sejak usia 5 tahun Wahid sudah ditinggalkan oleh ibunya saat melahirkan Syahid adiknya. Sehingga peran ibu digantikan oleh ayahnya yang berprofesi sebagai merbot / penabuh bedug Masjid Agung Demak. Kondisi perekonomian yang sulit membuat sang ayah hanya bisa memberikan air tajin sembari menyanyikan lagu Ilir-ilir kepada Syahid saat dia menjelang tidur. Dan kenangan itu yang selalu diingat Wahid. Hingga suatu hari saat dia harus menggantikan peran ayahnya yang wafat ketika dia berumur 8 tahun.


Dengan begitu susah mereka menjalani hidup sebagai anak yatim piatu, tetapi mereka tidak pernah lupa untuk selalu bersyukur kepada Allah SWT, dengan selalu beribadah. Walaupun adiknya nakal dan sering mencuri belimbing di kebun orang lain, Wahid berhasil mendidik adiknya menjadi seorang soleh. Dan dia sendiri berhasil menamatkan sekolahnya di gontor, setelah sebelumnya berpisah cukup lama dengan adiknya. Semua itu juga mereka peroleh atas pertolongan Keluarga H Ahmad, ketua takmir Masjid Sunan Kalijaga Kadilangu Demak yang juga sahabat almarhum bapaknya.

Puisi Untuk Guru Bangsa



untuk memutar video matikan music background di mixpod
Puisi untuk Guru Bangsa

Bapak... 

boleh aku minta tolong diajari...bantu aku memahami 
karena bapak kan katanya presiden paling pandai seantero negri
intelektualitasnya sudah diakui

mbok ya anakmu ini diajari, memahami semua ironi ini

pak....
kenapa mereka dulu selalu menghina, mengatakan... presiden kok buta
padahal kenyataannya...bapaklah sebenarnya yang mengajari kita
untuk melihat manusia seutuhnya, tanpa embel-embel jabatan
atau harta, suku atau agama
tak peduli bagaimana rupanya

pak.....kenapa mereka dulu melecehkan, 
mengatakan... presiden kok gak bisa jalan sendirian
harus dituntun kemana-mana, padahal kenyataannya...
bapaklah sebenarnya yang menuntun rakyat Indonesia
menuju demokrasi dan keadilan yang sesungguhnya

pak....bisa tolong jelaskan 
kenapa orang-orang yang dulu bapak besarkan
malah akhirnya menjatuhkan
menggigit tangan orang yang memberi mereka makan
apa mereka lupa dengan yang bapak ajarkan
bahwa hidup adalah pengabdian 
yang tidak boleh meminta harta atau jabatan

pak....tolong kirimi kami jawaban 
lewat mimpi atau pertanda
lewat simbol juga akan aku terima
pak... tolong pak....tolong aku diajari

...Jakarta, 12 Februari....
Kolaborasi Ebiet G Ade - Inayah Wahid

Ubah Bahasa